Rabu, 12 November 2014

Kesenjangan Antara Si Kaya dan Si Miskin Melebar

                 Pertumbuhan ekonomi dikalangan menengah membuat permasalahan tersendiri. Permasalahan ini mucul dikarenakan orang yang dengan tingkat kekayaan menengah menjadi orang kaya tepati si miskin tetap menjadi miskin. Kesalahan system pada permasalahan ini semakin nyata ketika system yang dicanangkan pemerintah terkadang tidak pro rakyat, tetapi pro kepada penguasaha.
  ”Lebih banyak kemajuan yang telah dicapai untuk memperkecil tingkat kemiskinan global dalam lima dekade belakangan ini dibandingkan dengan lima abad yang lalu,” demikian pernyataan UNDP Today, sebuah publikasi yang diterbitkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Negara-negara berkembang telah berhasil mengurangi angka kematian anak hingga setengahnya sejak tahun 1960, malnutrisi hingga sepertiganya, dan meningkatkan jumlah anak yang bersekolah hingga seperempatnya.” Namun, sumber yang sama mengakui bahwa meskipun adanya kemajuan ini, kemiskinan global ”masih tersebar luas”.
                  Lebih parah lagi, ketimpangan dalam dan di antara masyarakat sedang meningkat. ”Dibandingkan dengan setahun yang lalu,” kata Catherine Bertini, direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, ”semakin banyak orang di dunia menderita malnutrisi dan kelaparan.” Bahkan, dewasa ini sekitar 840 juta orang di negara berkembang masih tetap kelaparan, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki air yang layak minum, dan hampir 1,5 miliar orang bertahan hidup dengan kurang dari satu dolar AS per hari. Mary Robinson, Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak-Hak Asasi Manusia, memperingatkan bahwa ”bahayanya adalah kita sedang menuju dunia yang terbagi, bukan menjadi negara berkembang dan negara maju, melainkan negara yang terlalu maju dan yang tidak akan pernah berkembang”.
                   Apa yang dapat dilakukan enam miliar orang yang membentuk masyarakat dunia ini untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin? Tidak semahal yang diperkirakan. PBB memperhitungkan bahwa setiap tahun dibutuhkan tambahan dana sebesar 9 miliar dolar (1,5 dolar per orang) lagi untuk menyediakan sanitasi dan air bersih di seluruh dunia, dan 13 miliar dolar (kira-kira 2 dolar per orang) lagi untuk menjamin kesehatan dasar dan nutrisi bagi setiap orang di bumi. Meskipun angka ini cukup besar, nilainya tak ada artinya bila dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan dunia untuk jasa-jasa lain. Sebagai gambaran, dalam satu tahun belakangan ini, dunia membelanjakan 435 miliar dolar (lebih dari 70 dolar per orang) untuk iklan dan 780 miliar dolar (130 dolar per orang) untuk urusan militer. Jelaslah, mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin bukanlah soal mencari dana yang memadai, melainkan soal menetapkan prioritas yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar