Rabu, 31 Desember 2014

Biografi 4 Pahlawan Baru Tahun 2014



Setiap tahun pemerintah selalu menganugerahkan gelar pahlawan kepada sejumlah tokoh. Tahun ini Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh yang dinilai memiliki jasa besar terhadap Bangsa Indonesia. Penganugerahan gelar ini diberikan pemerintah berdasarkan Keppres Nomor 115 TK 2014 yang ditandatangani pada 6 November 2014. Upacara penyerahan gelar dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Negara Iriana, Mufida Kalla, pimpinan lembaga negara dan anggota kabinet Kerja dan diterima oleh ahli warisnya. Berikut adalah nama nama pahlawan baru pada tahun 2014 :

Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah

Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah (lahir di Jombang, 31 Maret 1888 – meninggal 29 Desember 1971 pada umur 83 tahun) adalah seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Abdul Wahab Hasbullah adalah seorang ulama yang berpandangan modern, dakwahnya dimulai dengan mendirikan media massa atau surat kabar, yaitu harian umum “Soeara Nahdlatul Oelama” atau Soeara NO dan Berita Nahdlatul Ulama. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014

Ayah KH Abdul Wahab Hasbullah adalah KH Hasbulloh Said, Pengasuh Pesantren Tambakberas Jombang Jawa Timur, sedangkan Ibundanya bernama Nyai Latifah.Ia juga seorang pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama, baik di lingkungan NU, Muhammadiyah dan organisasi lainnya. Ia belajar di Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Mojosari Nganjuk, Pesantren Tawangsari Sepanjang, belajar pada Syaikhona R. Muhammad Kholil Bangkalan, Madura, dan Pesantren Tebuireng Jombang di bawah asuhan Hadratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy‘ari. Disamping itu, Kyai Wahab juga merantau ke Mekkah untuk berguru kepada Syaikh Mahfudz at-Tirmasi dan Syaikh Al-Yamani dengan hasil nilai istimewa. KH. Abdul Wahab Hasbulloh merupakan bapak Pendiri NU Selain itu juga pernah menjadi Panglima Laskar Mujahidin (Hizbullah) ketika melawan penjajah Jepang. Ia juga tercatat sebagai anggota DPA bersama Ki Hajar Dewantoro. Tahun 1914 mendirikan kursus bernama “Tashwirul Afkar”.
Tahun 1916 mendirikan Organisasi Pemuda Islam bernama Nahdlatul Wathan, kemudian pada 1926 menjadi Ketua Tim Komite Hijaz. KH. Abdul Wahab Hasbulloh juga seorang pencetus dasar-dasar kepemimpinan dalam organisasi NU dengan adanya dua badan, Syuriyah dan Tanfidziyah sebagai usaha pemersatu kalangan Tua dengan Muda. KH. A. Wahab Hasbullah adalah pelopor kebebasan berpikir di kalangan Umat Islam Indonesia, khususnya di lingkungan nahdhiyyin. KH. A. Wahab Hasbullah merupakan seorang ulama besar Indonesia. Ia merupakan seorang ulama yang menekankan pentingnya kebebasan dalam keberagamaan terutama kebebasan berpikir dan berpendapat. Untuk itu kyai Abdul Wahab Hasbullah membentuk kelompok diskusi Tashwirul Afkar (Pergolakan Pemikiran) di Surabaya pada 1914.
Mula-mula kelompok ini mengadakan kegiatan dengan peserta yang terbatas. Tetapi berkat prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat yang diterapkan dan topik-topik yang dibicarakan mempunyai jangkauan kemasyarakatan yang luas, dalam waktu singkat kelompok ini menjadi sangat populer dan menarik perhatian di kalangan pemuda. Banyak tokoh Islam dari berbagai kalangan bertemu dalam forum itu untuk memperdebatkan dan memecahkan permasalahan pelik yang dianggap penting.Tashwirul Afkar tidak hanya menghimpun kaum ulama pesantren. Ia juga menjadi ajang komunikasi dan forum saling tukar informasi antar tokoh nasional sekaligus jembatan bagi komunikasi antara generasi muda dan generasi tua. Karena sifat rekrutmennya yang lebih mementingkan progresivitas berpikir dan bertindak, maka jelas pula kelompok diskusi ini juga menjadi forum pengkaderan bagi kaum muda yang gandrung pada pemikiran keilmuan dan dunia politik.
Bersamaan dengan itu, dari rumahnya di Kertopaten, Surabaya, Kyai Abdul Wahab Hasbullah bersama KH. Mas Mansur menghimpun sejumlah ulama dalam organisasi Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) yang mendapatkan kedudukan badan hukumnya pada 1916. Dari organisasi inilah Kyai Abdul Wahab Hasbullah mendapat kepercayaan dan dukungan penuh dari ulama pesantren yang kurang-lebih sealiran dengannya. Di antara ulama yang berhimpun itu adalah Kyai Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), Kyai Abdul Halim, (Leimunding Cirebon), Kyai Alwi Abdul Aziz, Kyai Ma’shum (Lasem) dan Kyai Cholil (Kasingan Rembang). Kebebasan berpikir dan berpendapat yang dipelopori Kyai Wahab Hasbullah dengan membentuk Tashwirul Afkar merupakan warisan terpentingnya kepada kaum muslimin Indonesia. Kyai Wahab telah mencontohkan kepada generasi penerusnya bahwa prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat dapat dijalankan dalam nuansa keberagamaan yang kental. Prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat tidak akan mengurangi ruh spiritualisme umat beragama dan kadar keimanan seorang muslim. Dengan prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat, kaum muslim justru akan mampu memecahkan problem sosial kemasyarakatan dengan pisau analisis keislaman.
Pernah suatu ketika Kyai Wahab didatangi seseorang yang meminta fatwa tentang Qurban yang sebelumnya orang itu datang kepada Kyai Bisri Syansuri. “Bahwa menurut hukum Fiqih berqurban seekor sapi itu pahalanya hanya untuk tujuh orang saja”, terang Kyai Bisri. Akan tetapi Si Fulan yang bertanya tadi berharap anaknya yang masih kecil bisa terakomodir juga. Tentu saja jawaban Kyai Bisri tidak memuaskan baginya, karena anaknya yang kedelapan tidak bisa ikut menikmati pahala Qurban. Kemudian oleh Kyai Wahab dicarikan solusi yang logis bagi Si Fulan tadi. “Untuk anakmu yang kecil tadi belikan seekor kambing untuk dijadikan lompatan ke punggung sapi”, seru kyai Wahab.
Dari sekelumit cerita di atas tadi, kita mengetahui dengan jelas bahwa seni berdakwah di masyarakat itu memerlukan cakrawala pemikiran yang luas dan luwes. Kyai Wahab menggunakan kaidah Ushuliyyah “Maa laa yudraku kulluh, laa yutraku julluh”, Apa yang tidak bisa diharapkan semuanya janganlah ditinggal sama sekali. Di sinilah peranan Ushul Fiqih terasa sangat dominan dari Fiqih sendiri.


Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting

Letjen TNI (Purn) Djamin Ginting (lahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 12 Januari 1921 – meninggal di Ottawa, Kanada, 23 Oktober 1974 pada umur 53 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Taneh Karo yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014Djamin Ginting dilahirkan di desa Suka, kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah dia bergabung dengan satuan militer yang diorganisir oleh opsir-opsir Jepang. Pemerintah Jepang membangun kesatuan tentara yang terdiri dari anak-anak muda di Taneh Karo guna menambah pasukan Jepang untuk mempertahankan kekuasaan mereka di benua Asia. Djamin Ginting muncul sebagai seorang komandan pada pasukan bentukan Jepang itu.
Rencana Jepang untuk memanfaatkan putra-putra Karo memperkuat pasukan Jepang kandas setelah Jepang menyerah kepada sekutu pada Perang Dunia II. Jepang menelantarkan daerah kekuasaan mereka di Asia dan kembali pulang ke Jepang. Sebagai seorang komandan, Djamin Ginting bergerak cepat untuk mengkonsolidasi pasukannya. Dia bercita cita untuk membangun satuan tentara di Sumatera Utara. Dia menyakinkan anggotanya untuk tidak kembali pulang ke desa masing masing. Ia memohon kesediaan mereka untuk membela dan melindungi rakyat Karo dari setiap kekuatan yang hendak menguasai daerah Sumatera Utara. Situasi politik ketika itu tidak menentu. Pasukan Belanda dan Inggris masih berkeinginan untuk menguasai daerah Sumatera.
Dikemudian hari anggota pasukan Djamin Gintings ini akan mucul sebagai pionir-pionir pejuang Sumatera bagian Utara dan Karo. Kapten Bangsi Sembiring, Kapten Selamat Ginting, Kapten Mumah Purba, Mayor Rim Rim Ginting, Kapten Selamet Ketaren, dan lain lain adalah cikal bakal Kodam II/Bukit Barisan yang kita kenal sekarang ini. Ketika Letkol. Djamin Gintings menjadi wakil komandan Kodam II/Bukit Barisan, dia berselisih paham dengan Kolonel M. Simbolon yang ketika itu menjabat sebagai Komandan Kodam II/Bukit Barisan. Djamin Ginting tidak sepaham dengan tidakan Kolonel M.Simbolon untuk menuntut keadilan dari pemerintah pusat melalui kekuatan bersenjata. Perselisihan mereka ketika itu sangat dipengaruhi oleh situasi politik dan ekonomi yang melanda Indonesia. Disatu pihak, Simbolon merasa Sumatera dianak-tirikan oleh pemerintah pusat dalam bidang ekonomi. Dilain pihak, Ginting sebagai seorang tentara profesianal memegang teguh azas seorang prajurit untuk membela negara Indonesia.
Dalam rangka menghadapi gerakan pemberontakan Nainggolan di Medan (Sumatera Utara) maka Panglima TT I, Letkol Inf Djamin Ginting melancarkan Operasi Bukit Barisan. Operasi ini dilancarkan pada tanggal 7 April 1958. Dengan dilancarkannya operasi Bukit Barisan II ini, maka pasukan Nainggolan dan Sinta Pohan terdesak dan mundur ke daerah Tapanuli. Dipenghujung masa baktinya, Djamin Ginting mewakili Indonesia sebagai seorang Duta Besar untuk Kanada. Di Kanada ini pulalah Djamin Ginting, mengakhiri hayatnya


SOEKARNI

Sukarni Kartodiwirjo memang tidak memegang peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan, namun peranannya sangat menentukan. Indonesia mungkin tak akan memproklamasikan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945, jika tidak ada Sukarni. Ia menculik Soekarno – Hatta dan memaksa kedua pemimpin itu menyatakan bahwa Indonesia sudah merdeka. Saat itu Sukarni yang mewakili generasi muda merasa gerah dengan sikap wait and see yang dipilih Bung Karno dan Bung Hatta menyikapi menyerahnya Jepang terhadap Sekutu. Kelompok anak muda itu kemudian menculik Soekarno – Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat. Setelah ide memanfaatkan vacuum of power untuk menyatakan kemerdekaan disetujui, maka kedua pemimpin tersebut dibebaskan kembali ke Jakarta untuk memimpin rapat penyusunan teks proklamasi.
Sukarni lahir di Blitar tahun 1916. Ia adalah aktivis militas yang pantang berkompromi. Masa kecilnya diwarnai dengan berbagai perkelahian dengan anak-anak Belanda. Hampir setiap hari, anak pedagang sapi ini menantang berkelahi sinyo-sinyo Belanda. Ketidaksukaannya terhadap penjajah rupanya merupakan pengaruh gurunya, Moh. Anwar. Pemuda Sukarni sempat menjadi ketua Indonesia Muda cabang Blitar. Pertemuannya dengan Bung Karno saat menempuh pendidikan di kweekschool (sekolah guru) di Jakarta, membuatnya makin tertarik pada dunia politik.
Setelah menculik dan memaksa Soekarno – Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI, Sukarni juga aktif dalam berbagai episode perjuangan. Tokoh revolusioner pemberani ini berperan besar dalam perjalanan parlemen Indonesia. Saat negara masih belia, sehingga belum sempat dilaksanakan Pemilihan Umum, Sukarni mengusulkan agar sebelum terbentuk DPR dan MPR, tugas legislatif dijalankan oleh KNIP. Sukarni pulalah yang memperjuangkan pembentukan Badan Pekerja KNIP sebagai lembaga negara yang mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus pemimpin rakyat. Ia kemudian diangkat menjadi anggota DPRD dan Konstituante. Namun hubungannya dengan Bung Karno tidak mulus. Melalui Partai Murba, Sukarni menentang kebijakan-kebijakan Soekarno. Sikap itu harus dibayar mahal dengan kebebasannya. Sukarni keluar dari penjara setelah Orde Baru berkuasa. Ia wafat pada 7 Mei 1971 sewaktu menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung RI.


H.R Mohammad Mangoendiprojo

H.R Mohammad Mangoendiprojo dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1905 di Sragen. Semasa hidupnya beliau mengalami perubahan dalam tiga zaman, dari seorang pangrehpraja yang umum.elikenal sebagai hamba aparat kolonial Belanda, kemudian di jaman pendudukan Jepang beliau masuk lembaga pendidikan Peta dan saat perang kemerdekaan beliau terbawa dalam arus kancah revolusi nasional di Surabaya yang menjaelikannya seorang republikan yang anti Belanda. Mohamad, panggilan akrab H.R Mohamad Mangoendiprodjo, saat kecilnya sudah mengenyam pendidikan yakni pendidikan yang diwarnai adat sopan santun mengingat suasana lingkungan keluarga masih diwarnai tradisi jawa yang memegang adat sopan santun, dimana perilaku anak didik disesuaikan dengan adat istiadat yang mengutamakan otoritas orang tua serta mematuhi segala nasehat dan kata orang tua dengan bersendikan norma-norma agama.

Menyadari masa depan seorang anak banyak ditentukan oleh factor pendidikan dan faktor keturunan, maka padatahun 1913, Sastromardjono, ayah Mohammad, terdorong untuk menyekolahkan Mohamad yang saat itu berusia 8 tahun di Eurpese Lager School (ELS) di Solo, namun padatahun 1915 Mohamad dipindahkan ke ELS di daerah Sragen dengan pertimbangan pendidikan agamanya, karena di Sragen Mohamad bisa ditipkan di rumah kakak ayahnya, seorang ulama, untuk mendidik agama. Pada tlihun 1921 Mohamad lulus dari ELS kemudian  melanjutkan ke Sekolah Teknik di Yogyakarta namun tidak sampai lulus, karena Mohamad memang tidak berbakat di bidang teknik, ayahnya mendaftarkannya di Opleiding School Voor Inlandse Ambtenaren (OSVIA) di Madiun hingga lulus tahun 1927.
Pada masa pendudukan Belanda hingga Jepang karirnya sebagai pegawai dimulai sebagai pelayan wedana Gorang Gareng di Madiun, Mantri Polisi Lapangan di Lamongan, Wakil Kepala Jaksa Kalisosok Surabaya, dan pada talmn 1934 Mohamad dipromosikan menjadi Asisten Wedana Kecamatan Diwek Jombang.
Pada pendudukan Jepang jiwa Mohamad terpanggil untuk mengikuti pendidikanPembela Tanah Air (PETA) dan diangkat menjadi daidanco (Komandan Batalyon) PETA di Daidan (Batalyon) III Sidoarjo, Surabaya.
Di Sidoarjo di bawah kepemimpinannya, jiwa keprajuritan jiwa persatuan dan kesatuan membela tanahair dibangkitkan kembali setelah lenyap terbuai semenjak abad 17 dan saat revolusi pecah, Mohamad bersama ex perwira PETA lainnya membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR). Tugas dan jabatan lain yang dipegang dalam ketentaraan antara lain bendahara BKR di masa BKR Propinsi dipimpin oleh Moestopo dan menjadi Kepala Urusan Angakatan Darat saat Menteri Pertahanan RI ad Interirn dijabat oleh Moestopo.
Pada tahun 1950 hingga 1988 karirnya dilalui sebagai abdi Negara lagi yakni sebagai Pamong Praja, tahun 1950-1955 menjadi Bupati Ponorogo, tahun 1955 Mohamad memperoleh promosi diangkat menjadi Residen Lampung sampai pensiun di tahun 1962, sejak 1971 Mohamad terpilih menjadi Anggota Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai utusan daerah Lampung hingga 1992.
Pada usia senjanya, Mohamad memperoleh pengakuan dan penghargaan dari pemerintah Republik Indonesia atas pengabdiannya dalam perjuangan Nasional di masa lampau, pada tanggal 14 Agustus 1986 di Istana Negara Jakarta bersama dengan 10 orang tokoh lain, Mohamad dianugerahi Bintang Mahaputra langsung dari Presiden Soeharto sebagai penghargaan tertinggi atas jasa-jasanya terhadap negara dan bangsa Indonesia.

 

Mengapa Surabaya disebut sebagai Kota Pahlawan



Kota Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya. Surabaya sebagai kota terbesar kedua memiliki sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia. Kota ini mendapat julukan kota pahlawan. Dari puluhan dan ratusan kota di Indonesia, mengapa Kota Surabaya yang disebut sebagai kota Pahlawan ?
Predikat Kota Pahlawan dianugerahkan kepada Surabaya, untuk mengabadikan “Semangat Juang Arek-Arek Suroboyo”. Tidak hanya berawal dari peristiwa heroik sekitar 10 November 1945 saja, tetapi dikaitkan dengan sejarah terbentuknya ranah perkampungan Surabaya. Itupun berlanjut hingga masa perjuangan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia itu sendiri. Artinya, semangat juang Arek Suroboyo itu sejak dari zaman Majapahit, saat kelahiran Surabaya, dipertahankan sepanjang masa. Semangat juang dan kepahlawanan itu melekat sebagai jatidiri Surabaya dari dulu, hingga kini dan sampai nanti.

Sebenarnya itulah hakekat yang diinginkan oleh Dwitunggal Proklamator Kemerdekaan Republik Indo-nesia, Soekarno-Hatta. Mereka berdua, sebagai saksi sejarah tentang semangat kepahlawanan Arek-arek Suroboyo (Putra-Putra Surabaya) dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Bung Karno juga terkesan dengan peristiwa perobekan bendera di Hotel Orange atau Hotel Yamato di Jalan Tunjungan yang dikenal dengan “insiden bendera” tanggal 19 September 1945. Apalagi sejak saat itu, kegiatan perlawanan masyarakat Surabaya terhadap penjajah dan kaum kolonial semakin hebat dan gigih, maka tak pelak lagi Bung Karno dan Bung Hatta, langsung datang ke Surabaya. Hingga terjadi puncak perjuangan Arek Suroboyo, tanggal 10 November 1945. Lima tahun kemudian, kesan Bung Karno terhadap Surabaya semakin mendalam. Ide pembangunan Tugu Pahlawan di Kota Surabaya, langsung mendapat perhatian Bung Karno. Untuk pertama kali di tahun 1950, Bung Karno menetapkan tanggal 10 November sebagai “Hari Pahlawan”. Sekaligus, Surabaya mendapat predikat “Kota Pahlawan”.
Julukan sebagai Kota Pahlawan, juga dikaitkan dengan sejarah Surabaya. Sewaktu tahun 1293, lebih 718 tahun atau tujuh abad yang silam, Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit berjuang mengusir Tentara Tartar yang dipimpin Khu Bilai Khan, tidak lepas dari peranserta rakyat Surabaya yang waktu itu masih bernama Hujunggaluh atau Junggaluh. Nah, karena semangat kepahlawanan sudah menjadi ciri Kota Surabaya, perlu dilakukan koreksi total, sehingga julukan Kota Pahlawan bagi Surabaya tidak ditelan oleh kehidupan masyarakat modern. Peninggalan sejarah tentang kepahlawanan Arek Suroboyo ini patut dilestarikan.
Untuk itulah, layak pula Kota Surabaya dijadikan “kamus kepahlawanan”. Dengan berjuluk Kota Pahlawan, maka dunia dapat merujuk arti dan makna kepahlawanan dari Surabaya secara utuh. Misalnya, jika kita ingin mengetahui siapa-siapa saja Pahlawan Nasional, bahkan “pahlawan dunia”, maupun pahlawan lokal dan orang-orang yang berjasa, serta tokoh terkenal, maka nama itu ada dan diabadikan di Surabaya
Tugu Pahlawan menjadi simbol kemenangan Indonesia atas perlawanan Belanda oleh arek arek Suroboyo. Momumen ini terletak di tengah-tengah kota Surabaya, dibangun disebuah tempat bekas reruntuhan gedung yang hancur dalam pertempuran di kota ini pada tanggal 10 Nopember 1945. Tempat ini juga terkenal dimana para pejuang menurunkan bendera Belanda yang mengakibatkan pemimpin Belanda yang bernama Jenderal Mallaby tewas. Tugu yang berbentuk seperti paku terbalik ini memiliki diameter bawah tugu lebih besar dari diameter atasnya. Tugu ini memiliki tinggi 41,15 meter atau 45 yard dan diameter 3,1 meter, yang semakin ke atas, diameter semakin kecil. Selain Tugu Pahlawan, di area ini terdapat patung mantan Presiden Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta ketika sedang membaca proklamasi kemerdekaan.
Patung ini berada diantara pilar-pilar tinggi yang menyerupai reruntuhan suatu bangunan dan terdapat beberapa patung pahlawan lainnya ada di area ini.   Monumen berbentuk tugu ini mempunyai beberapa filosofi dalam konstruksi bangunannya antara lain 10 lengkungan (canalurus) pada badannya yang melambangkan tanggal 10. Sedang 11 bagian (gelindingen) di atasnya mengandung pengertian bulan ke 11 atau bulan November. Tinggi yang 45 yard itu dengan sendirinya menyatakan tahun 1945 sebagai tahun terjadinya pertempuran di Surabaya. Keistimewaan Tugu Pahlawan ini adalah bahwa di bagian dalamnya terdapat tangga yang melilit dindingnya untuk naik sampai puncaknya.

Rabu, 12 November 2014

Aku cinta produk Indonesia

             Produk-produk  yang beredar di Indonesia kebanyakan di impor dari Negara lain. Impor tersebut dilatarbelakangi oleh masyarakat Indonesia sendiri yang gemar membeli produk luar negeri demi menjaga gengsi semata. Masyarakat mampu lebih menggunakan uangnya untuk membeli brand dari Negara luar daripada produk dari Indonesia sendiri. Kebiasaan masyarakat tersebut dikarenakan pemikiran bahwa brand dari luar negeri lebih berkualitas daripada produk dari Indonesia sendiri. Pemikiran tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya salah, karena terkadang kita temui produk buatan Indonesia sendiri lebih rentan daripada produk luar negeri dengan harga yang sama. Tetapi tidak sedikit pula produk Indonesia yang dipakai merek terkenal dunia karena kualitasnya yang tinggi. Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah produk berkualitas kita sering kita ekspor ke luar negeri sedangkan produk dengan kualitas rata-rata kita jual ke masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab klasik yang terjadi di Indonesia. Penjualan produk kualitas tinggi ke luar negeri dilatarbelakangi oleh harga yang ditawarkan masyarakat luar negeri. Mereka bisa membeli produk kita lebih mahal daripada masyarakat Indonesia sendiri. Nah produk yang berkualitas tersebut dibeli oleh brand ternama dan akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga selangit. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia geram terhadap Negara ini. Tidak tahu siapa yang patut disalahkan, akan tetapi kita sebagai masyarakat wajib mengatasi masalah ini bersama-sama. Contoh nyata produk Indonesia yang dijual mahal setelah dilabeli brand terkenal adalah perusahaan sport asal amerika yang menjual jersey club bola terkenal, mereka bisa menjual dengan harga selangit tetapi sebenarnya produk itu asli buatan Indonesia. Satu sisi kita bangga, tetapi disisi lain kita merasa dibodohi harus membayar mahal produk yang kita buat sendiri dengan harga selangit. Permasalahan klasik seperti ini masih belum bisa diatasi oleh masyarakat kita sendiri. Persentase pemakaian produk luar negeri dan dalam negeri sekarang ini sekitar 60% dibanding 40%. Karena yang seperti kita tahu bahwa handphone, alat elektronik, hingga mainan anak itu diimpor dari luar. Kebanyakan berasal dari tiongkok. Hal ini membuat kita prihatin akan kemajuan produk sendiri. Seperti yang kita tahu, tiongkok dan korea yang kini telah menjadi Negara maju membuat kebijakan untuk mengharuskan masyarakatnya memakai produk Negara sendiri. Karena menurut mereka dengan memakai produk sendiri mereka bisa memajukan negaranya menjadi lebih maju.
               Indonesia secara bertahap mulai memproduksi  barang-barangnya sendiri untuk lebih memajukan negaranya dan mengembangkan usaha para masyarakatnya. Sebagai contoh perusahaan besar telah banyak menanamkan investasi berupa pembangunan pabrik di wilayah Indonesia khususnya di pulau jawa yang dianggap sebagai pangsa pasar besar terhadap produk yang dijualnya. Astra telah melakukan tindakan berani dengan membangun pabrik mobil di daerah jawa barat. Salah satu produk andalan astra buatan Indonesia adalah Toyota agya. Dari bahan sampai barang jadi mobil tersebut dibuat di Indonesia. Hal ini sudah menjadi perkembangan yang lumayan pesat terhadap kemajuan Indonesia dalam hal industry otomotif. Indonesia diharapkan bisa memajukan semua aspek dalam hal produksi agar menjadi Negara yang maju.

Kesenjangan Antara Si Kaya dan Si Miskin Melebar

                 Pertumbuhan ekonomi dikalangan menengah membuat permasalahan tersendiri. Permasalahan ini mucul dikarenakan orang yang dengan tingkat kekayaan menengah menjadi orang kaya tepati si miskin tetap menjadi miskin. Kesalahan system pada permasalahan ini semakin nyata ketika system yang dicanangkan pemerintah terkadang tidak pro rakyat, tetapi pro kepada penguasaha.
  ”Lebih banyak kemajuan yang telah dicapai untuk memperkecil tingkat kemiskinan global dalam lima dekade belakangan ini dibandingkan dengan lima abad yang lalu,” demikian pernyataan UNDP Today, sebuah publikasi yang diterbitkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Negara-negara berkembang telah berhasil mengurangi angka kematian anak hingga setengahnya sejak tahun 1960, malnutrisi hingga sepertiganya, dan meningkatkan jumlah anak yang bersekolah hingga seperempatnya.” Namun, sumber yang sama mengakui bahwa meskipun adanya kemajuan ini, kemiskinan global ”masih tersebar luas”.
                  Lebih parah lagi, ketimpangan dalam dan di antara masyarakat sedang meningkat. ”Dibandingkan dengan setahun yang lalu,” kata Catherine Bertini, direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, ”semakin banyak orang di dunia menderita malnutrisi dan kelaparan.” Bahkan, dewasa ini sekitar 840 juta orang di negara berkembang masih tetap kelaparan, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki air yang layak minum, dan hampir 1,5 miliar orang bertahan hidup dengan kurang dari satu dolar AS per hari. Mary Robinson, Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak-Hak Asasi Manusia, memperingatkan bahwa ”bahayanya adalah kita sedang menuju dunia yang terbagi, bukan menjadi negara berkembang dan negara maju, melainkan negara yang terlalu maju dan yang tidak akan pernah berkembang”.
                   Apa yang dapat dilakukan enam miliar orang yang membentuk masyarakat dunia ini untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin? Tidak semahal yang diperkirakan. PBB memperhitungkan bahwa setiap tahun dibutuhkan tambahan dana sebesar 9 miliar dolar (1,5 dolar per orang) lagi untuk menyediakan sanitasi dan air bersih di seluruh dunia, dan 13 miliar dolar (kira-kira 2 dolar per orang) lagi untuk menjamin kesehatan dasar dan nutrisi bagi setiap orang di bumi. Meskipun angka ini cukup besar, nilainya tak ada artinya bila dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan dunia untuk jasa-jasa lain. Sebagai gambaran, dalam satu tahun belakangan ini, dunia membelanjakan 435 miliar dolar (lebih dari 70 dolar per orang) untuk iklan dan 780 miliar dolar (130 dolar per orang) untuk urusan militer. Jelaslah, mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin bukanlah soal mencari dana yang memadai, melainkan soal menetapkan prioritas yang tepat.

Trip to Malaysia and Singapore



Travelling menjadi booming pada 3 tahun teakhir, berbagai kemudahan bagi traveler ditawarkan oleh maskapai, penyedia akomodasi dan yang lainnya. Berbicara soal travelling, pengalaman saya menjadi travelle mungkin bisa jadi gambaran bahwa kita bisa melihat sisi lain dari suatu tempat yang kita kunjungi tersebut.
Pada tahun 2011 saya berencana untuk mengunjungi Negara tetangga yaitu Malaysia dan singapura. Pada saat itu saya masih bersekolah dan bertempat tinggal di Medan. Pemilihan tempat tersebut karena saya penasaran terhadap tempat tersebut. Banyak dari kita sudah mendengar tentang tempat tersebut, melihat dari internet dan sebagainya. Tapi kali ini saya benar-benar akan mengunjunginya. Pada saat itu saya pergi bersama ayah saya beserta rekan kerjanya. Hal yang membuat lebih excited lagi adalah kami berkunjung sebagai backpacker-man. Memang sudah tidak muda lagi melihat ayah dan temen-temannya, tetapi itu pula yang membuat saya sangat senang menjadi backpacker bersama mereka. Tetap semangat mengunjungi negeri orang, itu gambaran saya terhadap orang-orang tua itu.
Hari jumat tepatnya kami berangkat dari bandara polonia medan. Pengecekan lebih diperketat pada keberangkatan luar negeri. Passport termasuk salah satu yang penting dalam pengecekan. Setelah semua selesai akhirnya kami masuk ke pesawat dan terbang menuju singapura. Sesampainya di singapura, gedung gedung tinggi menyambut kami, kecanggihan teknologi ulai terlihat sejak di bandara. Kesan pertama yang ada dipikiran saya adalah, high technology facility. Untuk pertama kali saya menginjakkan kaki diluar negeri.  Tidak lama setelah sampai bandara change, kami bergegeas menuju hotel dengan menggunakan MRT. MRT atau kereta bawah tanah milik singapura sangat mengesankan dengan kecepatan yang dimiliki dan keberadaannya yang ada dibawah tanah. Kesenangan saya bertambah ketika melihat keunikan mesin tiket, tidak menggunakan orang seperti di Indonesia melainkan pakai mesin yang harus kita pesan sendiri kemana tujuan kita. Setelah memesan akhirnya kami semua naik menuju daerah tempat hotel kami menginap. Perjalanan yang kami tempuh hanya menggunakan transportasi umum dan jalan kaki saja. Sesampainya di hotel saya melepas penat dan bersiap untuk tidur untuk mengisi tenaga buat besok yang kiranya butuh tenaga ekstra untuk berkeliling.
Keesokan harinya kami bersiap , sarapan di hotel lalu pergi berkeliling singapura. Destinasi yang ingin kami tuju adalah patung kebanggaan singapura yang terletak dipusat kota. Seperti biasa kami berjalan untuk bisa menaiki transportasi umum dan ya lagi lagi kami menggunakan MRT. Sesampainya di pusat kota kami sempat bingung karena disana terlalu banyak gedung gedung tinggi yang mungkin menghalangi kami dalam melihat arah. Mencari kesana kemari, melihat peta dan akhirnya kami menemukan patung merlion tersebut. Sayangnya ketika kami sampai disana patung tersebut dalam kondisi perawatan sehingga kami tidak bisa berfoto didepannya. Akhirnya spot foto kami ada pada keindahan gedung marina bay sand. Gedung itu luar biasa memukau. Arsitektur bangunannya unik dan mungkin hanya ada di singapura. Seperti ada kapal diatas 3 gedung bertingkat.layaknya menara petronas di Malaysia, mungkin ini bisa menjadi image baru bagi singapura.
Selesai dengan kesibukan kami di pusat kota kami berencana mengelilingi kota singapura menggunakan bus. Hal yang membuat menarik ketika ada pusat perbelanjaan di kota singapura yang hanya bisa ditempuh menggunakan bus. Akhirnya kami menggunakan bus ke daerah “kota cina” dan “kota kecil india”. Disana memang harga barang relative murah dan sesuai untuk oleh-oleh. Selesai belanja kami segera menuju stasiun di singapura untuk melanjutkan trip menuju Malaysia. Karena ingin menghemat biaya, kami sebagaii backpacker harus mengakali tidur dimana dan makan apa saja. Kami memutuskan untuk menaiki kereta malam hari tujuan Malaysia. Jadi ketika kami berangkat malam dari singapura, besok paginya sudah sampai di Malaysia. Kami menaiki kereta tersebut dan tidur di kereta tersebut.
Paginya kami sudah haus dibangunkan oleh petugas imigrasi yang harus mengecek data kelengkapan kami, serta passport. Tidak lama kemudian sampailah kami di Malaysia pada pagi hari. Melanjutkan trip , kami bergegas ke hotel sekitar untuk sekedar menyewa kamar untuk mandi sejenak. Setelah mandi kami mencari travel untuk bisa ke Genting island yang letaknya lumayan jauh dan hanya bisa ditempuh menggunakan mobil sewaan. Setelah dapat mobil sewaan kami pun ke genting island yang letaknya seperti puncak bila dibandingkan di Indonesia. Sesampainya disana kami sudah disuguhi kereta gantung yang menarik perhatian kami. Tanpa basa basi kami langsung mengantri untuk bisa menaiki kereta gantung tersebut. Di kereta gantung tersebut kita bisa melihat kota Malaysia dan keindahan asrinya daerah genting sebagai objek wisata tersebut. Keindahan dan kecanggihan kereta gantung tersebut menyita perhatian saya. Ini merupakan pengalaman yang bisa diceritakan tentang kota ini.
             Setelah berputar dengan kereta gantung kami sejenak menikmati keindahan kota genting, mulai dari hotel mewah yang ada, kasino tempat berjudi dan masih banyak lagi yang bisa dilihat. Puas dengan semuanya, kami bergegas ke mobil sewaan untuk kembali ke kota dan lebih tepatnya lagi pusat kota. Kami langsung diantarkan oleh supir ke pabrik coklat yang terkenal di Malaysia. Disitu kami bisa mencicipi dan membeli cokelat tanpa harus mengantri dan kenyamanan tempat tersebut luar biasa. Cokelat yang dihasilkan pun terkenal nikmat. Belanja cokelat sudah selaesai, saatnya melihat keindahan twin tower. Menara yang terkenal dengan nama menara kembar itu menjadi icon dari Malaysia. Keunikan arsitekturnya menjadikan ini sebagai daya tarik bagi wisatawan. Dan benar saja, bukan Cuma kami yang ramai ingin berfoto disana, tetapi juga turis dari Negara lain antusias untuk berfoto didepannya.  Puas melihat twin tower perjalanan kami pun terhenti sampai disini, twin tower menjadi destinasi terakhir kami dalam mengelilingi Malaysia dan juga singapura. Tanpa terasa sudah 3 hari 2 malam kami berada di negeri orang. Akhirnya kami bergegas ke bandara untuk segera pulang ke Medan. Sampai di bandara dengan keadaan letih, kami tetap bisa tersenyum karena kami disini sangat puas walaupun masih banyak sebenarnya yang harus kami kunjungi, tetapi waktu yang singkat hanya mengizinkan kami sampai di sini. Pulang ke medan pada malam hari, kami tertidur pulas di pesawat. Sesampainya di medan kami berpisah dan pulang kerumah masing-masing. Sungguh trip yang tidak pernah saya sesali untuk ikut didalamnya walaupun pada saat itu saya membolos sekolah.