Rabu, 12 November 2014

Aku cinta produk Indonesia

             Produk-produk  yang beredar di Indonesia kebanyakan di impor dari Negara lain. Impor tersebut dilatarbelakangi oleh masyarakat Indonesia sendiri yang gemar membeli produk luar negeri demi menjaga gengsi semata. Masyarakat mampu lebih menggunakan uangnya untuk membeli brand dari Negara luar daripada produk dari Indonesia sendiri. Kebiasaan masyarakat tersebut dikarenakan pemikiran bahwa brand dari luar negeri lebih berkualitas daripada produk dari Indonesia sendiri. Pemikiran tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya salah, karena terkadang kita temui produk buatan Indonesia sendiri lebih rentan daripada produk luar negeri dengan harga yang sama. Tetapi tidak sedikit pula produk Indonesia yang dipakai merek terkenal dunia karena kualitasnya yang tinggi. Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah produk berkualitas kita sering kita ekspor ke luar negeri sedangkan produk dengan kualitas rata-rata kita jual ke masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab klasik yang terjadi di Indonesia. Penjualan produk kualitas tinggi ke luar negeri dilatarbelakangi oleh harga yang ditawarkan masyarakat luar negeri. Mereka bisa membeli produk kita lebih mahal daripada masyarakat Indonesia sendiri. Nah produk yang berkualitas tersebut dibeli oleh brand ternama dan akan dijual lagi ke Indonesia dengan harga selangit. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia geram terhadap Negara ini. Tidak tahu siapa yang patut disalahkan, akan tetapi kita sebagai masyarakat wajib mengatasi masalah ini bersama-sama. Contoh nyata produk Indonesia yang dijual mahal setelah dilabeli brand terkenal adalah perusahaan sport asal amerika yang menjual jersey club bola terkenal, mereka bisa menjual dengan harga selangit tetapi sebenarnya produk itu asli buatan Indonesia. Satu sisi kita bangga, tetapi disisi lain kita merasa dibodohi harus membayar mahal produk yang kita buat sendiri dengan harga selangit. Permasalahan klasik seperti ini masih belum bisa diatasi oleh masyarakat kita sendiri. Persentase pemakaian produk luar negeri dan dalam negeri sekarang ini sekitar 60% dibanding 40%. Karena yang seperti kita tahu bahwa handphone, alat elektronik, hingga mainan anak itu diimpor dari luar. Kebanyakan berasal dari tiongkok. Hal ini membuat kita prihatin akan kemajuan produk sendiri. Seperti yang kita tahu, tiongkok dan korea yang kini telah menjadi Negara maju membuat kebijakan untuk mengharuskan masyarakatnya memakai produk Negara sendiri. Karena menurut mereka dengan memakai produk sendiri mereka bisa memajukan negaranya menjadi lebih maju.
               Indonesia secara bertahap mulai memproduksi  barang-barangnya sendiri untuk lebih memajukan negaranya dan mengembangkan usaha para masyarakatnya. Sebagai contoh perusahaan besar telah banyak menanamkan investasi berupa pembangunan pabrik di wilayah Indonesia khususnya di pulau jawa yang dianggap sebagai pangsa pasar besar terhadap produk yang dijualnya. Astra telah melakukan tindakan berani dengan membangun pabrik mobil di daerah jawa barat. Salah satu produk andalan astra buatan Indonesia adalah Toyota agya. Dari bahan sampai barang jadi mobil tersebut dibuat di Indonesia. Hal ini sudah menjadi perkembangan yang lumayan pesat terhadap kemajuan Indonesia dalam hal industry otomotif. Indonesia diharapkan bisa memajukan semua aspek dalam hal produksi agar menjadi Negara yang maju.

Kesenjangan Antara Si Kaya dan Si Miskin Melebar

                 Pertumbuhan ekonomi dikalangan menengah membuat permasalahan tersendiri. Permasalahan ini mucul dikarenakan orang yang dengan tingkat kekayaan menengah menjadi orang kaya tepati si miskin tetap menjadi miskin. Kesalahan system pada permasalahan ini semakin nyata ketika system yang dicanangkan pemerintah terkadang tidak pro rakyat, tetapi pro kepada penguasaha.
  ”Lebih banyak kemajuan yang telah dicapai untuk memperkecil tingkat kemiskinan global dalam lima dekade belakangan ini dibandingkan dengan lima abad yang lalu,” demikian pernyataan UNDP Today, sebuah publikasi yang diterbitkan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa. ”Negara-negara berkembang telah berhasil mengurangi angka kematian anak hingga setengahnya sejak tahun 1960, malnutrisi hingga sepertiganya, dan meningkatkan jumlah anak yang bersekolah hingga seperempatnya.” Namun, sumber yang sama mengakui bahwa meskipun adanya kemajuan ini, kemiskinan global ”masih tersebar luas”.
                  Lebih parah lagi, ketimpangan dalam dan di antara masyarakat sedang meningkat. ”Dibandingkan dengan setahun yang lalu,” kata Catherine Bertini, direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, ”semakin banyak orang di dunia menderita malnutrisi dan kelaparan.” Bahkan, dewasa ini sekitar 840 juta orang di negara berkembang masih tetap kelaparan, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki air yang layak minum, dan hampir 1,5 miliar orang bertahan hidup dengan kurang dari satu dolar AS per hari. Mary Robinson, Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak-Hak Asasi Manusia, memperingatkan bahwa ”bahayanya adalah kita sedang menuju dunia yang terbagi, bukan menjadi negara berkembang dan negara maju, melainkan negara yang terlalu maju dan yang tidak akan pernah berkembang”.
                   Apa yang dapat dilakukan enam miliar orang yang membentuk masyarakat dunia ini untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin? Tidak semahal yang diperkirakan. PBB memperhitungkan bahwa setiap tahun dibutuhkan tambahan dana sebesar 9 miliar dolar (1,5 dolar per orang) lagi untuk menyediakan sanitasi dan air bersih di seluruh dunia, dan 13 miliar dolar (kira-kira 2 dolar per orang) lagi untuk menjamin kesehatan dasar dan nutrisi bagi setiap orang di bumi. Meskipun angka ini cukup besar, nilainya tak ada artinya bila dibandingkan dengan dana yang dikeluarkan dunia untuk jasa-jasa lain. Sebagai gambaran, dalam satu tahun belakangan ini, dunia membelanjakan 435 miliar dolar (lebih dari 70 dolar per orang) untuk iklan dan 780 miliar dolar (130 dolar per orang) untuk urusan militer. Jelaslah, mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin bukanlah soal mencari dana yang memadai, melainkan soal menetapkan prioritas yang tepat.

Trip to Malaysia and Singapore



Travelling menjadi booming pada 3 tahun teakhir, berbagai kemudahan bagi traveler ditawarkan oleh maskapai, penyedia akomodasi dan yang lainnya. Berbicara soal travelling, pengalaman saya menjadi travelle mungkin bisa jadi gambaran bahwa kita bisa melihat sisi lain dari suatu tempat yang kita kunjungi tersebut.
Pada tahun 2011 saya berencana untuk mengunjungi Negara tetangga yaitu Malaysia dan singapura. Pada saat itu saya masih bersekolah dan bertempat tinggal di Medan. Pemilihan tempat tersebut karena saya penasaran terhadap tempat tersebut. Banyak dari kita sudah mendengar tentang tempat tersebut, melihat dari internet dan sebagainya. Tapi kali ini saya benar-benar akan mengunjunginya. Pada saat itu saya pergi bersama ayah saya beserta rekan kerjanya. Hal yang membuat lebih excited lagi adalah kami berkunjung sebagai backpacker-man. Memang sudah tidak muda lagi melihat ayah dan temen-temannya, tetapi itu pula yang membuat saya sangat senang menjadi backpacker bersama mereka. Tetap semangat mengunjungi negeri orang, itu gambaran saya terhadap orang-orang tua itu.
Hari jumat tepatnya kami berangkat dari bandara polonia medan. Pengecekan lebih diperketat pada keberangkatan luar negeri. Passport termasuk salah satu yang penting dalam pengecekan. Setelah semua selesai akhirnya kami masuk ke pesawat dan terbang menuju singapura. Sesampainya di singapura, gedung gedung tinggi menyambut kami, kecanggihan teknologi ulai terlihat sejak di bandara. Kesan pertama yang ada dipikiran saya adalah, high technology facility. Untuk pertama kali saya menginjakkan kaki diluar negeri.  Tidak lama setelah sampai bandara change, kami bergegeas menuju hotel dengan menggunakan MRT. MRT atau kereta bawah tanah milik singapura sangat mengesankan dengan kecepatan yang dimiliki dan keberadaannya yang ada dibawah tanah. Kesenangan saya bertambah ketika melihat keunikan mesin tiket, tidak menggunakan orang seperti di Indonesia melainkan pakai mesin yang harus kita pesan sendiri kemana tujuan kita. Setelah memesan akhirnya kami semua naik menuju daerah tempat hotel kami menginap. Perjalanan yang kami tempuh hanya menggunakan transportasi umum dan jalan kaki saja. Sesampainya di hotel saya melepas penat dan bersiap untuk tidur untuk mengisi tenaga buat besok yang kiranya butuh tenaga ekstra untuk berkeliling.
Keesokan harinya kami bersiap , sarapan di hotel lalu pergi berkeliling singapura. Destinasi yang ingin kami tuju adalah patung kebanggaan singapura yang terletak dipusat kota. Seperti biasa kami berjalan untuk bisa menaiki transportasi umum dan ya lagi lagi kami menggunakan MRT. Sesampainya di pusat kota kami sempat bingung karena disana terlalu banyak gedung gedung tinggi yang mungkin menghalangi kami dalam melihat arah. Mencari kesana kemari, melihat peta dan akhirnya kami menemukan patung merlion tersebut. Sayangnya ketika kami sampai disana patung tersebut dalam kondisi perawatan sehingga kami tidak bisa berfoto didepannya. Akhirnya spot foto kami ada pada keindahan gedung marina bay sand. Gedung itu luar biasa memukau. Arsitektur bangunannya unik dan mungkin hanya ada di singapura. Seperti ada kapal diatas 3 gedung bertingkat.layaknya menara petronas di Malaysia, mungkin ini bisa menjadi image baru bagi singapura.
Selesai dengan kesibukan kami di pusat kota kami berencana mengelilingi kota singapura menggunakan bus. Hal yang membuat menarik ketika ada pusat perbelanjaan di kota singapura yang hanya bisa ditempuh menggunakan bus. Akhirnya kami menggunakan bus ke daerah “kota cina” dan “kota kecil india”. Disana memang harga barang relative murah dan sesuai untuk oleh-oleh. Selesai belanja kami segera menuju stasiun di singapura untuk melanjutkan trip menuju Malaysia. Karena ingin menghemat biaya, kami sebagaii backpacker harus mengakali tidur dimana dan makan apa saja. Kami memutuskan untuk menaiki kereta malam hari tujuan Malaysia. Jadi ketika kami berangkat malam dari singapura, besok paginya sudah sampai di Malaysia. Kami menaiki kereta tersebut dan tidur di kereta tersebut.
Paginya kami sudah haus dibangunkan oleh petugas imigrasi yang harus mengecek data kelengkapan kami, serta passport. Tidak lama kemudian sampailah kami di Malaysia pada pagi hari. Melanjutkan trip , kami bergegas ke hotel sekitar untuk sekedar menyewa kamar untuk mandi sejenak. Setelah mandi kami mencari travel untuk bisa ke Genting island yang letaknya lumayan jauh dan hanya bisa ditempuh menggunakan mobil sewaan. Setelah dapat mobil sewaan kami pun ke genting island yang letaknya seperti puncak bila dibandingkan di Indonesia. Sesampainya disana kami sudah disuguhi kereta gantung yang menarik perhatian kami. Tanpa basa basi kami langsung mengantri untuk bisa menaiki kereta gantung tersebut. Di kereta gantung tersebut kita bisa melihat kota Malaysia dan keindahan asrinya daerah genting sebagai objek wisata tersebut. Keindahan dan kecanggihan kereta gantung tersebut menyita perhatian saya. Ini merupakan pengalaman yang bisa diceritakan tentang kota ini.
             Setelah berputar dengan kereta gantung kami sejenak menikmati keindahan kota genting, mulai dari hotel mewah yang ada, kasino tempat berjudi dan masih banyak lagi yang bisa dilihat. Puas dengan semuanya, kami bergegas ke mobil sewaan untuk kembali ke kota dan lebih tepatnya lagi pusat kota. Kami langsung diantarkan oleh supir ke pabrik coklat yang terkenal di Malaysia. Disitu kami bisa mencicipi dan membeli cokelat tanpa harus mengantri dan kenyamanan tempat tersebut luar biasa. Cokelat yang dihasilkan pun terkenal nikmat. Belanja cokelat sudah selaesai, saatnya melihat keindahan twin tower. Menara yang terkenal dengan nama menara kembar itu menjadi icon dari Malaysia. Keunikan arsitekturnya menjadikan ini sebagai daya tarik bagi wisatawan. Dan benar saja, bukan Cuma kami yang ramai ingin berfoto disana, tetapi juga turis dari Negara lain antusias untuk berfoto didepannya.  Puas melihat twin tower perjalanan kami pun terhenti sampai disini, twin tower menjadi destinasi terakhir kami dalam mengelilingi Malaysia dan juga singapura. Tanpa terasa sudah 3 hari 2 malam kami berada di negeri orang. Akhirnya kami bergegas ke bandara untuk segera pulang ke Medan. Sampai di bandara dengan keadaan letih, kami tetap bisa tersenyum karena kami disini sangat puas walaupun masih banyak sebenarnya yang harus kami kunjungi, tetapi waktu yang singkat hanya mengizinkan kami sampai di sini. Pulang ke medan pada malam hari, kami tertidur pulas di pesawat. Sesampainya di medan kami berpisah dan pulang kerumah masing-masing. Sungguh trip yang tidak pernah saya sesali untuk ikut didalamnya walaupun pada saat itu saya membolos sekolah.