Produk-produk yang beredar di Indonesia kebanyakan di impor
dari Negara lain. Impor tersebut dilatarbelakangi oleh masyarakat Indonesia
sendiri yang gemar membeli produk luar negeri demi menjaga gengsi semata. Masyarakat
mampu lebih menggunakan uangnya untuk membeli brand dari Negara luar daripada
produk dari Indonesia sendiri. Kebiasaan masyarakat tersebut dikarenakan
pemikiran bahwa brand dari luar negeri lebih berkualitas daripada produk dari
Indonesia sendiri. Pemikiran tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya salah, karena
terkadang kita temui produk buatan Indonesia sendiri lebih rentan daripada
produk luar negeri dengan harga yang sama. Tetapi tidak sedikit pula produk
Indonesia yang dipakai merek terkenal dunia karena kualitasnya yang tinggi.
Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah produk berkualitas kita
sering kita ekspor ke luar negeri sedangkan produk dengan kualitas rata-rata
kita jual ke masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi salah satu penyebab klasik
yang terjadi di Indonesia. Penjualan produk kualitas tinggi ke luar negeri
dilatarbelakangi oleh harga yang ditawarkan masyarakat luar negeri. Mereka bisa
membeli produk kita lebih mahal daripada masyarakat Indonesia sendiri. Nah
produk yang berkualitas tersebut dibeli oleh brand ternama dan akan dijual lagi
ke Indonesia dengan harga selangit. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia
geram terhadap Negara ini. Tidak tahu siapa yang patut disalahkan, akan tetapi
kita sebagai masyarakat wajib mengatasi masalah ini bersama-sama. Contoh nyata
produk Indonesia yang dijual mahal setelah dilabeli brand terkenal adalah
perusahaan sport asal amerika yang menjual jersey club bola terkenal, mereka
bisa menjual dengan harga selangit tetapi sebenarnya produk itu asli buatan Indonesia.
Satu sisi kita bangga, tetapi disisi lain kita merasa dibodohi harus membayar
mahal produk yang kita buat sendiri dengan harga selangit. Permasalahan klasik
seperti ini masih belum bisa diatasi oleh masyarakat kita sendiri. Persentase
pemakaian produk luar negeri dan dalam negeri sekarang ini sekitar 60%
dibanding 40%. Karena yang seperti kita tahu bahwa handphone, alat elektronik,
hingga mainan anak itu diimpor dari luar. Kebanyakan berasal dari tiongkok. Hal
ini membuat kita prihatin akan kemajuan produk sendiri. Seperti yang kita tahu,
tiongkok dan korea yang kini telah menjadi Negara maju membuat kebijakan untuk
mengharuskan masyarakatnya memakai produk Negara sendiri. Karena menurut mereka
dengan memakai produk sendiri mereka bisa memajukan negaranya menjadi lebih
maju.
Indonesia secara
bertahap mulai memproduksi
barang-barangnya sendiri untuk lebih memajukan negaranya dan
mengembangkan usaha para masyarakatnya. Sebagai contoh perusahaan besar telah
banyak menanamkan investasi berupa pembangunan pabrik di wilayah Indonesia khususnya
di pulau jawa yang dianggap sebagai pangsa pasar besar terhadap produk yang
dijualnya. Astra telah melakukan tindakan berani dengan membangun pabrik mobil
di daerah jawa barat. Salah satu produk andalan astra buatan Indonesia adalah Toyota
agya. Dari bahan sampai barang jadi mobil tersebut dibuat di Indonesia. Hal ini
sudah menjadi perkembangan yang lumayan pesat terhadap kemajuan Indonesia dalam
hal industry otomotif. Indonesia diharapkan bisa memajukan semua aspek dalam
hal produksi agar menjadi Negara yang maju.
Rabu, 12 November 2014
Kesenjangan Antara Si Kaya dan Si Miskin Melebar
Pertumbuhan ekonomi dikalangan menengah
membuat permasalahan tersendiri. Permasalahan ini mucul dikarenakan orang yang
dengan tingkat kekayaan menengah menjadi orang kaya tepati si miskin tetap
menjadi miskin. Kesalahan system pada permasalahan ini semakin nyata ketika system
yang dicanangkan pemerintah terkadang tidak pro rakyat, tetapi pro kepada
penguasaha.
”Lebih banyak kemajuan yang telah dicapai
untuk memperkecil tingkat kemiskinan global dalam lima dekade belakangan ini
dibandingkan dengan lima abad yang lalu,” demikian pernyataan UNDP Today,
sebuah publikasi yang diterbitkan oleh Program Pembangunan Perserikatan
Bangsa-Bangsa. ”Negara-negara berkembang telah berhasil mengurangi angka
kematian anak hingga setengahnya sejak tahun 1960, malnutrisi hingga
sepertiganya, dan meningkatkan jumlah anak yang bersekolah hingga
seperempatnya.” Namun, sumber yang sama mengakui bahwa meskipun adanya kemajuan
ini, kemiskinan global ”masih tersebar luas”.
Lebih parah lagi, ketimpangan dalam dan di antara masyarakat sedang meningkat. ”Dibandingkan dengan setahun yang lalu,” kata Catherine Bertini, direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, ”semakin banyak orang di dunia menderita malnutrisi dan kelaparan.” Bahkan, dewasa ini sekitar 840 juta orang di negara berkembang masih tetap kelaparan, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki air yang layak minum, dan hampir 1,5 miliar orang bertahan hidup dengan kurang dari satu dolar AS per hari. Mary Robinson, Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak-Hak Asasi Manusia, memperingatkan bahwa ”bahayanya adalah kita sedang menuju dunia yang terbagi, bukan menjadi negara berkembang dan negara maju, melainkan negara yang terlalu maju dan yang tidak akan pernah berkembang”.
Apa yang dapat dilakukan enam miliar orang yang
membentuk masyarakat dunia ini untuk mempersempit kesenjangan antara si kaya
dan si miskin? Tidak semahal yang diperkirakan. PBB memperhitungkan bahwa
setiap tahun dibutuhkan tambahan dana sebesar 9 miliar dolar
(1,5 dolar per orang) lagi untuk menyediakan sanitasi dan air bersih di
seluruh dunia, dan 13 miliar dolar (kira-kira 2 dolar per orang) lagi
untuk menjamin kesehatan dasar dan nutrisi bagi setiap orang di bumi. Meskipun
angka ini cukup besar, nilainya tak ada artinya bila dibandingkan dengan dana
yang dikeluarkan dunia untuk jasa-jasa lain. Sebagai gambaran, dalam satu tahun
belakangan ini, dunia membelanjakan 435 miliar dolar (lebih dari
70 dolar per orang) untuk iklan dan 780 miliar dolar (130 dolar
per orang) untuk urusan militer. Jelaslah, mempersempit kesenjangan antara si
kaya dan si miskin bukanlah soal mencari dana yang memadai, melainkan soal
menetapkan prioritas yang tepat.
Lebih parah lagi, ketimpangan dalam dan di antara masyarakat sedang meningkat. ”Dibandingkan dengan setahun yang lalu,” kata Catherine Bertini, direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB, ”semakin banyak orang di dunia menderita malnutrisi dan kelaparan.” Bahkan, dewasa ini sekitar 840 juta orang di negara berkembang masih tetap kelaparan, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki air yang layak minum, dan hampir 1,5 miliar orang bertahan hidup dengan kurang dari satu dolar AS per hari. Mary Robinson, Komisaris Tinggi PBB Urusan Hak-Hak Asasi Manusia, memperingatkan bahwa ”bahayanya adalah kita sedang menuju dunia yang terbagi, bukan menjadi negara berkembang dan negara maju, melainkan negara yang terlalu maju dan yang tidak akan pernah berkembang”.
Trip to Malaysia and Singapore
Travelling menjadi
booming pada 3 tahun teakhir, berbagai kemudahan bagi traveler ditawarkan oleh
maskapai, penyedia akomodasi dan yang lainnya. Berbicara soal travelling,
pengalaman saya menjadi travelle mungkin bisa jadi gambaran bahwa kita bisa
melihat sisi lain dari suatu tempat yang kita kunjungi tersebut.
Pada tahun 2011 saya
berencana untuk mengunjungi Negara tetangga yaitu Malaysia dan singapura. Pada
saat itu saya masih bersekolah dan bertempat tinggal di Medan. Pemilihan tempat
tersebut karena saya penasaran terhadap tempat tersebut. Banyak dari kita sudah
mendengar tentang tempat tersebut, melihat dari internet dan sebagainya. Tapi
kali ini saya benar-benar akan mengunjunginya. Pada saat itu saya pergi bersama
ayah saya beserta rekan kerjanya. Hal yang membuat lebih excited lagi adalah
kami berkunjung sebagai backpacker-man. Memang sudah tidak muda lagi melihat
ayah dan temen-temannya, tetapi itu pula yang membuat saya sangat senang
menjadi backpacker bersama mereka. Tetap semangat mengunjungi negeri orang, itu
gambaran saya terhadap orang-orang tua itu.
Hari jumat tepatnya
kami berangkat dari bandara polonia medan. Pengecekan lebih diperketat pada
keberangkatan luar negeri. Passport termasuk salah satu yang penting dalam
pengecekan. Setelah semua selesai akhirnya kami masuk ke pesawat dan terbang
menuju singapura. Sesampainya di singapura, gedung gedung tinggi menyambut
kami, kecanggihan teknologi ulai terlihat sejak di bandara. Kesan pertama yang
ada dipikiran saya adalah, high technology facility. Untuk pertama kali saya
menginjakkan kaki diluar negeri. Tidak lama
setelah sampai bandara change, kami bergegeas menuju hotel dengan menggunakan
MRT. MRT atau kereta bawah tanah milik singapura sangat mengesankan dengan
kecepatan yang dimiliki dan keberadaannya yang ada dibawah tanah. Kesenangan saya
bertambah ketika melihat keunikan mesin tiket, tidak menggunakan orang seperti
di Indonesia melainkan pakai mesin yang harus kita pesan sendiri kemana tujuan
kita. Setelah memesan akhirnya kami semua naik menuju daerah tempat hotel kami
menginap. Perjalanan yang kami tempuh hanya menggunakan transportasi umum dan
jalan kaki saja. Sesampainya di hotel saya melepas penat dan bersiap untuk
tidur untuk mengisi tenaga buat besok yang kiranya butuh tenaga ekstra untuk
berkeliling.
Keesokan harinya kami
bersiap , sarapan di hotel lalu pergi berkeliling singapura. Destinasi yang
ingin kami tuju adalah patung kebanggaan singapura yang terletak dipusat kota. Seperti
biasa kami berjalan untuk bisa menaiki transportasi umum dan ya lagi lagi kami
menggunakan MRT. Sesampainya di pusat kota kami sempat bingung karena disana
terlalu banyak gedung gedung tinggi yang mungkin menghalangi kami dalam melihat
arah. Mencari kesana kemari, melihat peta dan akhirnya kami menemukan patung
merlion tersebut. Sayangnya ketika kami sampai disana patung tersebut dalam
kondisi perawatan sehingga kami tidak bisa berfoto didepannya. Akhirnya spot
foto kami ada pada keindahan gedung marina bay sand. Gedung itu luar biasa
memukau. Arsitektur bangunannya unik dan mungkin hanya ada di singapura. Seperti
ada kapal diatas 3 gedung bertingkat.layaknya menara petronas di Malaysia,
mungkin ini bisa menjadi image baru bagi singapura.
Selesai dengan
kesibukan kami di pusat kota kami berencana mengelilingi kota singapura
menggunakan bus. Hal yang membuat menarik ketika ada pusat perbelanjaan di kota
singapura yang hanya bisa ditempuh menggunakan bus. Akhirnya kami menggunakan
bus ke daerah “kota cina” dan “kota kecil india”. Disana memang harga barang relative
murah dan sesuai untuk oleh-oleh. Selesai belanja kami segera menuju stasiun di
singapura untuk melanjutkan trip menuju Malaysia. Karena ingin menghemat biaya,
kami sebagaii backpacker harus mengakali tidur dimana dan makan apa saja. Kami memutuskan
untuk menaiki kereta malam hari tujuan Malaysia. Jadi ketika kami berangkat
malam dari singapura, besok paginya sudah sampai di Malaysia. Kami menaiki
kereta tersebut dan tidur di kereta tersebut.
Paginya kami sudah haus
dibangunkan oleh petugas imigrasi yang harus mengecek data kelengkapan kami,
serta passport. Tidak lama kemudian sampailah kami di Malaysia pada pagi hari. Melanjutkan
trip , kami bergegas ke hotel sekitar untuk sekedar menyewa kamar untuk mandi
sejenak. Setelah mandi kami mencari travel untuk bisa ke Genting island yang
letaknya lumayan jauh dan hanya bisa ditempuh menggunakan mobil sewaan. Setelah
dapat mobil sewaan kami pun ke genting island yang letaknya seperti puncak bila
dibandingkan di Indonesia. Sesampainya disana kami sudah disuguhi kereta
gantung yang menarik perhatian kami. Tanpa basa basi kami langsung mengantri
untuk bisa menaiki kereta gantung tersebut. Di kereta gantung tersebut kita
bisa melihat kota Malaysia dan keindahan asrinya daerah genting sebagai objek
wisata tersebut. Keindahan dan kecanggihan kereta gantung tersebut menyita
perhatian saya. Ini merupakan pengalaman yang bisa diceritakan tentang kota
ini.
Setelah berputar
dengan kereta gantung kami sejenak menikmati keindahan kota genting, mulai dari
hotel mewah yang ada, kasino tempat berjudi dan masih banyak lagi yang bisa
dilihat. Puas dengan semuanya, kami bergegas ke mobil sewaan untuk kembali ke
kota dan lebih tepatnya lagi pusat kota. Kami langsung diantarkan oleh supir ke
pabrik coklat yang terkenal di Malaysia. Disitu kami bisa mencicipi dan membeli
cokelat tanpa harus mengantri dan kenyamanan tempat tersebut luar biasa. Cokelat
yang dihasilkan pun terkenal nikmat. Belanja cokelat sudah selaesai, saatnya
melihat keindahan twin tower. Menara yang terkenal dengan nama menara kembar
itu menjadi icon dari Malaysia. Keunikan arsitekturnya menjadikan ini sebagai
daya tarik bagi wisatawan. Dan benar saja, bukan Cuma kami yang ramai ingin
berfoto disana, tetapi juga turis dari Negara lain antusias untuk berfoto
didepannya. Puas melihat twin tower
perjalanan kami pun terhenti sampai disini, twin tower menjadi destinasi
terakhir kami dalam mengelilingi Malaysia dan juga singapura. Tanpa terasa
sudah 3 hari 2 malam kami berada di negeri orang. Akhirnya kami bergegas ke
bandara untuk segera pulang ke Medan. Sampai di bandara dengan keadaan letih,
kami tetap bisa tersenyum karena kami disini sangat puas walaupun masih banyak
sebenarnya yang harus kami kunjungi, tetapi waktu yang singkat hanya
mengizinkan kami sampai di sini. Pulang ke medan pada malam hari, kami tertidur
pulas di pesawat. Sesampainya di medan kami berpisah dan pulang kerumah
masing-masing. Sungguh trip yang tidak pernah saya sesali untuk ikut didalamnya
walaupun pada saat itu saya membolos sekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)