![]() |
Para penerus Bangsa |
Indonesia sebagai
Negara keplulauan, memiliki beragam kebudayaan, keunikan pariwisata, dan
kekayaan sumber daya alam yang sangat potensial untuk pengembangan Indonesia
sendiri. Semua kekayaan yang dimiliki Indonesia bisa saja menjadikan Indonesia
menjadi Negara maju, tidak lagi sebagai Negara berkembang yang dimanfaatkan
oleh Negara lain. Kekuatan sumber daya alam Indonesia sayangnya tidak didukung
dengan sumber daya manusia yang baik, yang pada akhirnya terjadi ketimpangan
antara Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Ketimpangan tersebut membuat
Indonesia dimanfaatkan oleh Negara Negara lain dalam hal pengolahan sumber daya
alam dan juga klaim atas budaya sendiri. Hal ini membuat semua rakyat Indonesia
kesal kepada Negeri sendiri.
Apa yang kita pikirkan
ketika mendengar kata “dijajah” ? ya, pastinya kita berfikir puluhan hingga
ratusan tahun yang lalu bangsa indonesia dijajah oleh negara negara lain. Hidup
sengsara, susah berkembang, itu semua yang dirasakan rakyat Indonesia pada
zaman dahulu. Lalu setelah merdeka apakah kita masih dijajah ? jawabannya
adalah YA. Kenapa bisa seperti itu ?
Sadar atau tidak
sebenarnya kita masih terjajah oleh Negara Negara lain. Sebagai contoh, banyak
diantara kita pasti lebih memilih produk luar dibandingkan dari dalam negeri.
Dari mulai handphone yang kia pakai, kendaraan, televise, laptop, dll. Hal ini
merupakan contoh mengapa mereka masih menjajah kita. Jajahan yang dimaksud
disini bukanlah jajahan berupa fisik seperti dahulu Negara lain ingin menguasai
wilayah kita. Tetapi di zaman sekarang ini mereka menjajah kita melalui
mindset, prilaku, dll. Itu semua mereka lakukan karena sudah tidak zamannya
lagi menjajah secara fisik. Tanpa sadar kita dijajah dengan cara halus seperti,
memakai produk mereka, membiarkan alam kita dieksploitasi secara besar besaran,
klaim budaya oleh Negara lain. Itu semua merupakan jajahan yang nyata yang
harus kita lawan.

Sikap prilaku orang
Indonesia sekarang jika kita perhatikan lebih condong meniru perilaku orang
barat. Sejatinya Indonesia yang berada dalam dunia belahan timur tidak
sepatutnya menghilangkan identitas sebagai orang timur yang terkenal sopan dan
ramah serta bersahabat bagi semua orang. Salah satu factor terbesar yang
mempengaruhi perilaku orang Indonesia sendiri adalah majunya Negara-negara
bagian barat yang membuat kita berfikir bahwa kita harus meniru mereka. Meniru
yang kita lakukan adalah salah besar. Karena meniru semua tingkah laku mereka
tidak berarti kita bisa maju seperti mereka. Kita dilahirkan di tanah timur,
ada banyak cara supaya kita tetap maju tanpa mengikuti kebiasaan mereka.
Sebagai contoh di ibukota Jakarta telah banyak kita temui orang orang
individualis, contoh kecil adalah ketika kita menaiki commuter line, ketika
pagi kita melihat banyak orang dengan sengaja tidak mau menyerahkan tempat
duduk kepada orang yang membutuhkan. Padahal seharusnya yang duduk dialam
kereta tersebut adalah kalangan wanita, lansia dan ibu hamil. Kenyataannya
banyak orang dewasa bahkan anak muda menhiraukan peraturan tersebut. Jika kita
orang timur kita tidak seharusnya melakukan itu. Lalu anak muda sekarang di
Indonesia didoktrin untuk pacaran. Yang lebih mengenaskan lagi fenomena pacaran
ini erat kaitannya dengan sex bebas. Di dunia barat mungkin kita biasa melihat
orang berpacaran lalu berhubungan sex. Di bagian barat hal itu mungkin lumrah
untuk dilakukan. Tetapi tidak untuk di Indonesia. Dengan mayoritas memeluk
agama islam dan berdasarkan dari kita sebagai orang timur, kita dilarang
melakukan hal tersebut. Tapi pada kenyataannya mulai banyak mereka yang
berpacaran sekapat untuk melakukan sex tanpa berfikir panjang. Hal ini sangat
miris sekali jika kita bayangkan untuk masa depan nanti generasi muda
terinfeksi virus barat tersebut.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar